Minggu, 25 Januari 2015

Surat Manis

Senin kembali dan sibuk dengan rutinitas seperti biasa
Selamat pagi ditemani mendung yang bercorak menutup langit biru
Dan kubuka semua emailku . dan termenung sejenak melihat satu nama
Kutarik nafas panjangku dan kubuang perlahan
Dan kubuka, kupahami setiap kalimat yang terucap
Dan lagi kamu kembali
Ribuan detik telah kulewati semenjak kutahu kau kembali
Dan tak ada satupun waktu kusempatkan untuk bertemu
Karena aku tak mau sakit sekali lagi
Menunggu bukan hal yang menyenangkan
Dan cukup sekali dalam hidup diabaikan
Aku sudah tidak mengenalmu dan tidak akan berharap denganmu lagi
Kita sudah berbeda terlalu mahal harga yang harus kutebus untuk memilikimu

Simpan semua kata manis dan mesramu untuk takdirmu
Sayangnya takdirmu bukan aku, kamu salah
Tidak semudah membalikkan telapak tangan kembali menerima janjimu
Hidupku bukan mainan yang bisa kamu sesaki disetiap inginmu
Dan aku sudah bahagia dengan segala rutinitasku tanpamu
Jangan kau pikir rentetan gelarmu akan kembali membuatku terpukau tanpa arah
Kembali memujimu layaknya pangeran dalam negeri dongeng
Aku rasa cukup, semua pujianku yang telah kau abaikan seperti spam advertising di email
Terima kasih untuk surat yang terlalu manis yang membuatku merasa muak
Semoga kamu sukses dan bahagia dengan duniamu yang tidak akan pernah aku kenal